Kamis, 06 Mei 2010

TASAWUF AKHLAQI

1.Takhalli
Takhalli merupkan langkah pertama yang hrus di jalni seorang sufi.takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku atau akhlak tercela. Contoh :riya,sifat yang ingin diagungkan.
2.Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi atau menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap,perilaku ,dan akhlak terpuji.tahapan tahalli ini merupkan atau yang dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan diri akhlak jelek.sikap mental dan perbuatan baik sangat penting diisikan kedalam jiwa manusia dan dibiasakan dalam perbuatan dalam pembentukan manusia paripurna, antaralain:tobat ,zuhud,,, alfaqr,al shabru,rida,muraqabah
Tobat adalah rasa penyesalan sungguh dalam hati yang disertai dengan permohonan ampun serta segala hal yang menimbulkan dosa.
Zuhud adalah sikap mengurangi keterikatan kepada dunia untuk kemudian menjauhinya dengan penuh kesadaran.
Al sabru adalah sabar
Al faqr adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki sehigga tidak meminta dengan sesuatu yang lain.
Muraqabah adalah siap dan siaga setiap saat untuk meniliti keadaan diri sendiri.
3.Tajalli.
Kata tajalli bermakna terungkapnya nur gaib,agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ organ tubuh yang telah berisi dengan butir butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan yang luhur .
Para sufi sependapat bahwa untuk mencapai tingkat kesempurnaan kesucian jiwa hanya dpat ditempuh dengan satu jalan yaitu cinta kepada allah.
Maqamat dalam tasawuf.
Maqamat, bentuk jamak dari maqam berarti tahapan, tingkatan, atau kedudukan. Jadi, maqamat adalah tahapan rohani yang ditempuh oleh para pengamal tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan ahwal, bentuk jamak dari hal, adalah keadaan mental yang dirasakan oleh para pengamal tasawuf sebagai anugerah yang datang dari Allah SWT. Maqam merupakan usaha, sedangkan hal merupakan anugerah. Keadaan hati dinamakan hal karena berubah-ubah dan dinamakan maqam karena telah tetap.

Pendapat yang sangat populer mengenai maqamat dan ahwal dikemukakan oleh Abu Nasr Sarraj yang berkata, “Maqam adalah kedudukan manusia di sisi Allah yang masuk ke dalam hati, sesuatu yang dirasakan karena ketulusan mengingat (dzikr) Allah.”maqam maqam yang dijalani kaum sufi terdiri atas :tobat,zuhud, sabar, syukur,rela,faqr dan tawakkal
Ahwal dalam tasawuf
1.muhasabah dan muraqabah
Muhasabah artinya menyakini bahwa allah mengetahui segala pikiran perbuatan dan rahasia dalam hati,yang membuat orang menjadi hormat dan tunduk kepda allah.muraqabah adalah meniliti dengan cermat apakah perbuatan sehari hari telah sesuai atau menyimpang dari yang dikehendakinya.
2,Cinta
Adalah suatu mata rantai keselarasan yang mengikat sang pencinta kepada kekasihnya.
3.Berharap dan takut
Sebagaimana yang dijelaskan dalam al qur’an (surat al- baqarah:218)
4.Rindu (Syauq)
5.Intim(Uns)
Intim (Uns)adalah sifat merasa selalu berteman,tak pernah merasa sepi.
Daftar pustaka :
Ilmu tasawuf(DR.Rosihon Anwar M.Ag.,DR.Mukhtar Solihin M.Ag.

Rabu, 05 Mei 2010

Tasawuf dan Tarekat

Tasawuf dan Tarekat
Tasawuf dan tarekat merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Tasawuf adalah ilmu tentang tarekat yang bersifat teoritis, sementara tarekat adalah jalan yang harus ditempuh dalam pengamalan tasawuf yang bersifat praktis dan pengamalan. Jadi, seseorang tidak dapat bertasawuf tanpa tarekat dan tidak dapat bertarekat tanpa tasawuf.

Tasawuf dan tarekat merupakan jalan untuk mencapai jiwa yang pada akhirnya akan mendapat rida Allah. Orang yang tidak mengikuti tarekat jelas berdosa karena ia tidak jelas ke mana tujuan hidupnya. Agar tetap istiqâmah dalam menjalankan perintah Allah, sebagian umat Islam mengikuti pengamalan tarekat seperti yang dipimpin oleh Beben Muhammad Abbas.

Istilah ‘tasawuf’ dan ‘tarekat’ memang tidak ada pada zaman Nabi saw. Namun, esensi ajaran tasawuf merupakan ajaran Islam itu sendiri, mengajarkan manusia untuk tidak bergantung pada hal-hal yang bersifat keduniaan. Jadi, tasawuf dan tarekat bukan termasuk bid’ah karena hanya istilahnya saja yang tidak ada di zaman Nabi saw. Dengan demikian, menurut pandangan kaum Sufi, Nabi saw ialah Pemuka para Sufi. Salah satu kelompok pengamalan tarekat ini adalah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah. Dinamakan demikian karena pendirinya adalah Syekh Abdul Qadîr Jaylâni dan muridnya, Syekh Naqsyabandî..

pengertian tasawuf

1. Pengertian dan Asal-usul Tasawuf
Menurut bahasa, istilah tasawuf berasal dari kata shaf, shuf, dan shuffah. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan (shaffan) yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.”

Jika dilihat dari asal kata shaf, maka tasawuf berarti menyusun barisan di jalan Allah. Shuf adalah bulu domba yang sering digunakan oleh pemimpin Yahudi dan Kristen sebagai simbol kesederhanaan. Jika ditinjau dari asal kata shuf, maka tasawuf berarti hal yang identik dengan kesederhanaan.

Shuffah adalah tempat duduk kecil yang terbuat dari kayu atau batu yang digunakan oleh para sahabat Nabi saw sehingga mereka disebut Ahlus-shuffah. Tasawuf diyakini berasal dari kebiasaan para sahabat Nabi saw tersebut. Kesimpulannya, tasawuf adalah barisan-barisan yang senantiasa berada di jalan Allah dan hidup sederhana dengan mencontoh teladan para sahabat Nabi saw.

Ada beberapa ulama yang telah mendefinisikan istilah tasawuf, antara lain: Abu Muhammad al-Jariri, al-Kattani, al-Ruwaim, Dzun-Nun al-Mishri, dan al-Junaid. Abu Muhammad al-Jariri berkata, “Tasawuf adalah memasuki akhlak yang baik dan keluar dari akhlak yang buruk.” Al-Kattani berkata, ”Tasawuf adalah akhlak. Barangsiapa bertambah baik akhlaknya, bertambah baik pula tasawufnya.”

Al-Ruwaim berkata, “Tasawuf adalah membiarkan diri bersama Allah menurut apa yang dikehendaki-Nya.” Sedangkan Dzun-Nun al-Mishri berkata, “Sufi adalah orang yang tidak berpayah-payah meminta dan tidak kecewa oleh penolakan.” Jadi, tasawuf bisa didefinisikan sebagai pendidikan tentang bagaimana seorang hamba harus berakhlak mulia serta menyerahkan urusannya kepada Allah.

takhalli , tahalli dan tajalli

Takhalli berarti mengosongkan jiwa dari sifat-sifat buruk, seperti: sombong, dengki, iri, cinta dunia, riya’, dan sebagainya.
Tahalli berarti menghiasi jiwa dengan sifat-sifat mulia, seperti: kejujuran, kasih sayang, tolong menolong sabar, ikhlas, dan sebagainya. Setelah menempuh takhalli dan tahalli, sampailah para pengamal tasawuf kepada maqam tajalli. Menurut bahasa, tajalli berarti pernyataan atau penampakkan.
Sedangkan menurut istilah, tajalli adalah terbukanya tabir yang menghalangi hamba dengan Tuhan sehingga hamba menyaksikan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Ahli tasawuf berkata bahwa tasawuf dalah menjalani takhalli, tahalli, dan tajalli. Jalan yang ditempuh oleh para sufi adalah jalan takhalli, tahalli, dan tajalli. Mengosongkan jiwa dari sifat buruk, menghiasi jiwa dengan akhlak yang baik dan bertujuan untuk menyaksikan dengan penglihatan hati bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya.
Manfaat dari takhalli dan tahalli adalah mempererat tali silaturahim antar-umat manusia.

maqomat dan ahwal

2. Maqamat dan Ahwal
Menurut bahasa, maqamat berarti tahapan. Sedangkan menurut istilah, maqamat adalah tahapan rohani yang ditempuh oleh para salik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan ahwal adalah keadaan mental yang dirasakan oleh para salik sebagai anugerah dari Allah. Maqam merupakan usaha, sedangkan hal merupakan anugerah.

Abu Nasr al-Sarraj berkata, “Maqam adalah kedudukan menusi di sisi Allah yang masuk ke hati, sesuatu yang dirasakan karena ketulusan mengingat Allah.”

Ada beberapa istilah dalam maqamat dan ahwal, yaitu: tobat, wara’, zuhud, faqir, sabar, tawakal, rida, mahabbah, dan makrifat. Tobat. Orang yang menempuh jalan sufi terlebih dahulu harus bertobat dari dosa yang dilakukan oleh anggota badan ataupun tersembunyi dalam hati. Wara’. Meninggalkan segala sesuatu yang syubhat. Zuhud. Mengosongkan hati dari cinta terhadap dunia.

Faqir. Kesadaran bahwa ia hanya membutuhkan Allah. Sabar. Bersabar dalam menjalankan perintah, meninggalkan larangan, dan atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Tawakal. Menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. Rida. Menerima dengan senang hati segala apa yang ditakdirkan Allah. Mahabbah. Mencintai Allah. Makrifat. Mengenal Allah ‘seutuhnya’, disebut juga tajalli.